Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Agustus 2009

ANITA MAYA WIDYA NINGRUM

Apakah dirimu mengerti?
Niat tulusku sepadan menggapaimu..
Indah tak wajar resahkan mimpi
Taklukkan hati kecil mengungkap jujur
Ada apa dengan risauku?

Menilai indahmu tak mampu dilukis
Abjad demi abjad tersusun rapi
Ya ampun..aku sedang gilakah?
Atau sedang jatuh cinta?

Warisan kecantikan dirimu pukau mata ini
Insan biasa ini mengagumi
Dari belaian mata memandang
Ya aku cukup senang
Angan memeluk bayangmu dalam mimpi

Namun aku tak kuasa
Ingin ku rengkuh nyata
Nyata tak hanya padam di genggam
Gelap jika ku tak mampu dekap
Rias indahmu abadi tak terkotori
Untaian gemerlap intan tak sepadan
Menyanding paras ayumu...

Selasa, 21 Juli 2009

SENTUH RISAUKU

TERRUNDUK PADA SAMPUL KESENDIRIAN..
MENJADI BUDAK PENGUASA ALAM
HNYA BERPAKU PADA SEPI KU BERDIRI
RIUH NYANYIAN SUNYIMU
SAPA KELAM DARI PENGUASA
INGIN AKU LEPAS SAMPUL INI
SADAR LAMUN KU TAK TERBATASI MIMPI
NAMUN APALAH AKU
HNYA BISA LARUTKAN RISAU
TANPA SENTUHAN HADIRMU...

DIHIMPIT LEBAM

LEBAM ITU PATUH DICUMBU
DIGURATAN PENUH LINTANG BERBEKAS
OLEH SENTUH KECUP....KESAH
LEBAM SEMAKIN MENGHITAM

PERADUAN TEMU BIBIR MENIKMATI
DIHIMPIT LEBAM NIKMATI SUDAH
RONA2 MERAH TERKECUP KUASA,TAK BERONTAK
HMM GELI ATAU MENIKMATI?
LENGKUH NAFAS MEMBURU,1 MANGSA MEMBIRU
LEBAMKAH?
CUKUP DIRI INI TERKOTORI SUDAH...

Selasa, 16 Juni 2009

PUALAM PAGI

bukit rumpun hijau
meranggas ditepian kabut pagi,teja itu
kumpul sesuatu pualam uap air
kemilau cahaya terhalang sudah
mungkin takdir anatomi pagi

pagi ini terenduksi
suara derap makhluk bumi
berjingkat seakan menari
adalah ego untuk sesuap nasi

Rabu, 10 Juni 2009

CERITA LALU

dia bukan seonggok cerita masa lalu
dia telah lukis munajat direlung hati silam itu
dia berbinar lama...tak padam jua
ah kelam lalu mengikatku tak henti
kemudian kuliti inch sedih
dan bakar hangus di tembikar
kulapar pesonamu silam

Minggu, 17 Mei 2009

Hibah Tuhan

waktu berkalang,saat rintik hujan menerjang
sudut sepinya telah mati terisolasi
buyarkan sesuatu yang kubangga rindu
dia pulang ke tanah merdeka
dimana ranting pohon pinus retak

itulah kisah si punuk
dia menghiba satu dua angan
tapi dia patah arang
bukan karena bumi yang telah labil
tapi takdir yang berlaku adil
kenapa tak dia gantungkan pada dinding kebijakan?

Minggu, 10 Mei 2009

Beri Aku Makna

sebenarnya aku ini apa?
hanya seekor burung yang tk bisa bersiul
atau tampak...
tapi terlihat fana

aku hanya hanya sebuah kotoran
kotoran masyarakat
untuk buaian semata

aku hanya pengemis hina
yang tertatih
menanggung semua beban

aku hanya tertunduk,membisu
tanpa arti sebuah kata
namun,bila aku mengharap
beri aku makna!!!

Rabu, 29 April 2009

Terima Kasih Peduli

cuek sesaatku bukan karna sebab meratap
mungkin diammu malam lalu buatku pilu
lebih sakit menusuk kelam kau hujam saat tidurmu..
harap kau temani hari indahku…belanja waktu
namun…angan itu tak ku jumpa
dia abai di malam yang sejenak.

Ya Robbi..

Dia Kuasa Perintah

hamba yang lalai perintah dan amanah

pasrah tubuh hina ini dihadapan mulia Sang Robbi

harap ampunan Maha Kasih DariMu

aku ingin bersih….suci pada sujudku…

aku ingin kembali…

bertawakal ke hadiratMu dengan sisa umurku

Maki Aku Indah

ku tutup mulut penuh caci ini agar benci tak terhakimi..
ku tengadah muka berbalut malu akan mimpi yang semu
ku hilang hingar…
ku tolak indah sapa pendengar
pendengar yang mengerti caci busuk…
hmm mungkin akal ini telah mati tertusuk..
ku tak ingin pongah tapi jiwa ini lupa akal yng lelah…
harga yang begitu rendah dari tabiat yang jengah..

Jalan Setapak Pengikut

langkah gontai..

tak berharap goda santai

hai tuan coba kau teriak lantang!!

biar semangat terpanggil berang..

setapak penuh luka…

mereka kecil..?

sanggup juang merdeka..?

ya mereka bukan perwira

tapi semangat tak pernah reda

Dewiku...

dewiku kau adalah dewi embunku…

dewi embun..

kau tlah membuat sang fajar begitu rapuh tanpa hadirmu..

andai setiap tetes senyummu dapat memberiku arti indah…

pasti semua harapanku kan utuh..

dimana ku ukir indahmu pada sajak kasih…

dengan kasih sayang coretan lembut penyair…

yang kan selalu sapa indah pagiku…

Dia Berbeda

satu tekad menguji pasti…
bukan ucap serapah terdahulu
atau guman yang tak kunjung padam
terus apa yang kau jual dari harga diri?

jangan buat jengah karena bentang jarak berbeda
ketika kalian mengadu pada kecilnya paham
ya…jengkal tanah bukan halangan
atau suara ucap yang terdengar asing…
tapi rapat genggam tngan mengepal

Tunggu Aku Sepi

tungguku pada hadirmu…
membunuh waktu menari sang rindu
kenali aku jemu yang selalu menyapa…
sudah cukup kenyang kesendirian merajai detikku

lunta..diriku penuh luka menganga..
luka dari byangmu kian sirna..

sepi ini menikam ulu kian dalam
sepi mengejek dan merengek seenaknya..
ah bosan aku merintih pada tabirmu
dimana selalu kau tutup dengan pesonamu

Jangan Sentuh Jemuku

kau tau lakuku penuh makna tersirat?
tapi jemu buatku pilu tanpa kau sentuh peduliku
aku bukan peluru yang mampu menembus hatimu
tapi diammu ledakkan menyesak ulu!!
ah aku telah patah meradang,tapi kau semakin buatku bimbang

ehm aku kian nanar menantikan kau binar
binar soraya pasar kau ramaikan indahku..
kita di ujung waktu…sebelum pekat sampai melaju
tuan cobalah sentuh iba hatiku agar ku tak kenal layu…

Lihatlah Biru

gagah gunung julang angkasa
diam karena menikmati alam raya
pohon kecil tunduk sapa angin barat
daun meronta di sudut tepi
karna bumi menanti dia kembali

jalan sempit berliku temurun
jauh disana lihatlah biru…
lembut mata dimanja bening kilau

lamun sejenak rasakan alam
mungkin pesonanya sejati
akal dan pikiran kita menikmati
dari segala ciptaan Kuasa yang Hakiki

Pencaci Firman Tuhan

untai maki menyemat bangga
kau hilang akal yang buat mu berdiri
lihatlah tubuh elok yang berbalut hina
apa sejajar kau buat bangga?

hai pencaci firman Tuhan!!!
dulu kau angkuh diatas bangunan megah piramid
tabiat anehmu tertutup laut merah
sekarang dan selamanya…
kau kini seonggok jasad bukti sejarah!!

sering kau berkoar “aku adalah Tuhan”
seakan letup katamu isyarat syaraf yg putus
mungkin kau hilang kewajaran dari penciptaan awal

Dibawah Bayang Bulan

saat terakhir lihat dia disana
dibawah bayang bulan…
masa lalu yang seakan membakar
jauh dari sudut lain
dia tertangkap pesona
dan tidak menemukan jalan kembali

pohon berbisik di malam hari
ungkapkan sedikit lara yang mengendap
bayang bulan menuntun langkah parau
harap hapuskan jejak masa lalu

kalut dan pilu ini tlah diliput gelap
dia ajari sedih di bawah bayang bulan


Powered by pujangga kasih