waktu berkalang,saat rintik hujan menerjang
sudut sepinya telah mati terisolasi
buyarkan sesuatu yang kubangga rindu
dia pulang ke tanah merdeka
dimana ranting pohon pinus retak
itulah kisah si punuk
dia menghiba satu dua angan
tapi dia patah arang
bukan karena bumi yang telah labil
tapi takdir yang berlaku adil
kenapa tak dia gantungkan pada dinding kebijakan?
Minggu, 17 Mei 2009
Hibah Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar