Rabu, 29 April 2009

~To You All~

ust as usual,
when i turn around that corner,
I merge into the sea of people
and melt away into nothing.

I lose myself completely,
and can find no words to say.
Yet, one thing, your voice
still remains, still remains.

Everything about you, your smile, your anger…
keeps me walking forward.
If i just look up, where the clouds start to break…
I think you know what i mean.

Having lived ambiguosly
My heart is immature, but…
That’s okay, look! Outside
An important person awaits.
If you lost your way
I would probably become your guide
I had a way to make sure
You’d have to trust yourself from now on
Don’t be afraid
Light is set free and collects in the sky
You can grasp the situation
And the path I walk
It’ll probably shine more
Anywhere
I reach for your hair, your voice, your mouth, your fingertips

Even just now is good.

Terima Kasih Peduli

cuek sesaatku bukan karna sebab meratap
mungkin diammu malam lalu buatku pilu
lebih sakit menusuk kelam kau hujam saat tidurmu..
harap kau temani hari indahku…belanja waktu
namun…angan itu tak ku jumpa
dia abai di malam yang sejenak.

Ya Robbi..

Dia Kuasa Perintah

hamba yang lalai perintah dan amanah

pasrah tubuh hina ini dihadapan mulia Sang Robbi

harap ampunan Maha Kasih DariMu

aku ingin bersih….suci pada sujudku…

aku ingin kembali…

bertawakal ke hadiratMu dengan sisa umurku

Maki Aku Indah

ku tutup mulut penuh caci ini agar benci tak terhakimi..
ku tengadah muka berbalut malu akan mimpi yang semu
ku hilang hingar…
ku tolak indah sapa pendengar
pendengar yang mengerti caci busuk…
hmm mungkin akal ini telah mati tertusuk..
ku tak ingin pongah tapi jiwa ini lupa akal yng lelah…
harga yang begitu rendah dari tabiat yang jengah..

Jalan Setapak Pengikut

langkah gontai..

tak berharap goda santai

hai tuan coba kau teriak lantang!!

biar semangat terpanggil berang..

setapak penuh luka…

mereka kecil..?

sanggup juang merdeka..?

ya mereka bukan perwira

tapi semangat tak pernah reda

Dewiku...

dewiku kau adalah dewi embunku…

dewi embun..

kau tlah membuat sang fajar begitu rapuh tanpa hadirmu..

andai setiap tetes senyummu dapat memberiku arti indah…

pasti semua harapanku kan utuh..

dimana ku ukir indahmu pada sajak kasih…

dengan kasih sayang coretan lembut penyair…

yang kan selalu sapa indah pagiku…

Dia Berbeda

satu tekad menguji pasti…
bukan ucap serapah terdahulu
atau guman yang tak kunjung padam
terus apa yang kau jual dari harga diri?

jangan buat jengah karena bentang jarak berbeda
ketika kalian mengadu pada kecilnya paham
ya…jengkal tanah bukan halangan
atau suara ucap yang terdengar asing…
tapi rapat genggam tngan mengepal

Tunggu Aku Sepi

tungguku pada hadirmu…
membunuh waktu menari sang rindu
kenali aku jemu yang selalu menyapa…
sudah cukup kenyang kesendirian merajai detikku

lunta..diriku penuh luka menganga..
luka dari byangmu kian sirna..

sepi ini menikam ulu kian dalam
sepi mengejek dan merengek seenaknya..
ah bosan aku merintih pada tabirmu
dimana selalu kau tutup dengan pesonamu

Jangan Sentuh Jemuku

kau tau lakuku penuh makna tersirat?
tapi jemu buatku pilu tanpa kau sentuh peduliku
aku bukan peluru yang mampu menembus hatimu
tapi diammu ledakkan menyesak ulu!!
ah aku telah patah meradang,tapi kau semakin buatku bimbang

ehm aku kian nanar menantikan kau binar
binar soraya pasar kau ramaikan indahku..
kita di ujung waktu…sebelum pekat sampai melaju
tuan cobalah sentuh iba hatiku agar ku tak kenal layu…

Lihatlah Biru

gagah gunung julang angkasa
diam karena menikmati alam raya
pohon kecil tunduk sapa angin barat
daun meronta di sudut tepi
karna bumi menanti dia kembali

jalan sempit berliku temurun
jauh disana lihatlah biru…
lembut mata dimanja bening kilau

lamun sejenak rasakan alam
mungkin pesonanya sejati
akal dan pikiran kita menikmati
dari segala ciptaan Kuasa yang Hakiki

Pencaci Firman Tuhan

untai maki menyemat bangga
kau hilang akal yang buat mu berdiri
lihatlah tubuh elok yang berbalut hina
apa sejajar kau buat bangga?

hai pencaci firman Tuhan!!!
dulu kau angkuh diatas bangunan megah piramid
tabiat anehmu tertutup laut merah
sekarang dan selamanya…
kau kini seonggok jasad bukti sejarah!!

sering kau berkoar “aku adalah Tuhan”
seakan letup katamu isyarat syaraf yg putus
mungkin kau hilang kewajaran dari penciptaan awal

Dibawah Bayang Bulan

saat terakhir lihat dia disana
dibawah bayang bulan…
masa lalu yang seakan membakar
jauh dari sudut lain
dia tertangkap pesona
dan tidak menemukan jalan kembali

pohon berbisik di malam hari
ungkapkan sedikit lara yang mengendap
bayang bulan menuntun langkah parau
harap hapuskan jejak masa lalu

kalut dan pilu ini tlah diliput gelap
dia ajari sedih di bawah bayang bulan


Powered by pujangga kasih